Power Faktor (PF) Motor - Power Faktor atau Faktor Daya bukanlah suatu ukuran efisiensi. Power faktor tidak lain adalah sebuah rasio perbandingan antara daya nyata (Real Power - kW) terhadap daya semu (Apparent Power - kVA). Apabila suatu beban menyerap daya reaktif - kAVR, hal ini berarti Power faktor nya adalah lagging. Hampir seluruh motor , power faktornya bersifat lagging. Pengoperasian suatu sistim yang memiki power faktor yang rendah akan menyebabkan penurunan kemampuan kapasitas suplai dari sumber power listriknya (perusahaan listrik - kala di Indoensia adalah PLN). Untuk mencegah penurunan tersebut, sebuah perusahaan listrik mengharuskan setiap pelanggannya agar selalu menjaga power faktor sistim kelistrikannya pada batas yang telah ditetapkan dan akan memberi pinalti apabila power faktor sistim kelistrikan pelanggan tersbut dibawah batas yang telah ditetapkan.
Untuk memahami perbedaan ketiga daya dalam sistim kelistrikan (kVA, kW dan kVAR) tidak terlepas dari pemahaman mengenai power faktor. Sebagai ilustrasi, sebuah beban mekanikal yang digerakan oleh motor akan memerlukan daya kerja yang dikonsumsi sebagai energi. Daya yang dibutuhkan tersebut merupakan daya nyata (Real Power) dengan satuan kW.
Dilain sisi , motor merupakan suatu beban yang bersifat induktif, yang berarti arus yang diserap oleh motor untuk berputar tertingal terhadap tegangan suplainya, (lagging). Pada kondisi ini, daya reaktif diserap oleh motor. Daya reaktif (Reacktive Power) tersebut tidak dapat digunakan untuk mengoperasikan beban mekanikal tadi, namun diperlukan motor untuk membangkitkan medan magnitnya (magnetic field) sehingga motor dapat berputar. Daya reaktif tersebut dinyatakan dalam kVAR (kilo-volt-ampere-reactive). Dan hasil penjumlahan vektor antara daya nyata , kW(kilo-watt) dengan daya reactive, kVAR merupakan daya semu , kVA (kilo-volt-ampere) yang merupakan hasil kali dari tegangan (Voltage) dan arus (Ampere).
Sebuah motor yang beroperasi akan selalu menyerap daya nyata (kW dan daya reaktif (kVAR). Bila sebuah motor dioperasikan langsung tanpa menggunakan kapasitor, seluruh daya aktif (kW) dan daya reaktif (kVAR) diserap dari sumer suplainya - perusahaan listrik (PLN).
Kapasitor merupakan komponen listrik yang bersifat menyerap arus sehingga bersifat leading (arus yang mengalir mendahului tegangan), dan dapat melepaskan muatan arusnya kebeban bila diperlukan. Jika kapasitor dipasangkan kesebuah motor, maka daya reaktif (kVAR) yang diserap oleh motor tersebut dari sebuah perusahaan listrik akan berkurang dan bahkan bisa menjadi 0, karena kebuthan daya reaktifnya telah disuplai melalui kapasitor.
Dan satu lagi, dengan adanya kapasitor, high efficiency motor dan power faktor tinggi tidak begitu dibutuhkan pada sebuah motor. Motor yang high efficiency dan memiliki power faktor tinggi sangat jarang ditemukan dan tidak banyak diproduksi, karena perancangan sebuah motor haruslah mengadop semua parameter seperti, kenaikan temperatur, karakteristik torsi, power faktor, efisiensi dan lainnya, sehingga apabila hanya menitik beratkan kepada salah satu parameter saja, misalnya power faktor, maka akan ada parameter lainny ayang akan dikorbankan.
Contohnya adalah , seperti rancangan sebuah motor untuk menaikkan power faktor , hal yang dilakukan adalah denga mengurangi dan memperkecil air gap motor tersebut, dan pengurangan air gap ini dapat menyebabkan efisiensi motor menjadi turun.