Home » » Rugi - rugi dan Efisiensi Motor Induksi

Rugi - rugi dan Efisiensi Motor Induksi

Rugi - rugi dan Efisiensi Motor Induksi - Pada sebuah motor induksi terdapat beberapa rugi - rugi yang ditimbulkan karena komponen - komponen yang menyusun motor itu sendiri, seperti komponen tembag yang terdapat pada gulungan stator dan rotor. Komponen - komponen tersebut akan menimbulkan rugi - rugi seperti rugi - rugi tembaga , rugi - rugi pada inti besi , rugi - rugi mekanik seperti hambatan yang ditimbulkan karena gesekan dan angin. 

Pada rugi - rugi tembaga , rugi - rugi yang ditimbulkan sebanding dengan nilai I2.R , dimana I merupakan arus yang mengalir pada belitan tembaga dan R merupakan besarnya nilai tahanan tembaga tersebut. Sehingga semakin besar arus maka semakin besar rugi - rugi pada tembaga tersebut. Yang berarti semakin besar beban yang dikerjakan oleh sebuah motor, semakin besar arus yang mengalir dibelitan tembaga sehingga rugi - rugi tembaga pada motor tersebut akan menjafi besar.

Untuk rugi - rugi pada inti besi, rugi - rugi tersebut tidak terkait penuh dengan besar kecilnya beban yang diberikan pada motor tersebut. Faktor yang mempengaruhi besarnya rugi - rugi pada inti besi adalah hysterisis dan eddy current (arus eddy). Dan hal ini lebih dipengaruhi pada konstruksi motor itu sendiri. Adapun pembahasan mengenai hysteris loss dan eddy current ini akan kita bahas pada artikel berikutnya.



Sedangkan untuk rugi - rugi mekanik pada umumnya disebabkan faktor mekanikal seperti hambatan dan gesekan, seperti pada bearing, udara dll.

Total rugi - rugi yang dijelaskan diatas akan memperbesar daya listrik yang dibutuhkan untuk menggerakan beban oleh sebuah motor.

Efisiensi sebuah motor dinyatakan sebagai persentase perbandingan antra daya output yang dapat diberikan oleh sebuah motor untuk kerja (P2) terhadap daya input (P1) yang dibutuhkan oleh motor tersebut.

Umumnya pada name plate , nilai efisiensi sebuah motor tidak dinyatakan secara jelas, namun dapat dihitung berdasarkan data - data arus , tegangan , cos phi dan daya motor yang tertera pada name plate tersebut. Seperti contoh name plate berikut ini :


Dari name plate diatas didapat data sebagai berikut :
P2 = 22 kW (merupakan daya output yang dihasilkan oleh motor)
Cos Phi = 0,84
Arus (I) = 40,5 A
Tegangan (V) = 400 V

Dari data diatas daya input (P1) dapat dihitung sebagai berikut :
P = 3 . V . I . Cos θ
P = 3 . 400 . 40,5 . 0,84
P = 23,59 kW
Jadi Daya Input (P1) adalah sebesar : 23,59 kW.

Sehingga rugi rugi daya pada motor seperti yang dijelaskan diatas adalah : P1 - P2
= 23,59 - 22 (kW)
= 1,59 kW

Sedangkan nilai efisiensi motor didapat sebagai berikut :
Efisiensi = ( P2 / P1 ) . 100%
= (22 / 23,59) . 100%
= 93%

76 komentar:

  1. Jika ada kasus , motor over KW , dari Name Plate maka yang terjadi kedepannya apa Min ? Apa berhubungan dengan masa pakai pada motor tersebut ?

    ReplyDelete
  2. Motor over kW berarti dioperasikan diatas ratingnya, kalau pada name plate terdapat SF (Safety Factor) dengan nilai, 1 , berarti motor tidak dibolehkan beroperasi meleibihi rating kWnya, kalau lebih dari 1, misalkan 1,2.... berarti motor boleh dioperasikan 1,2 diatas ratingnya.

    Mengoperasikan motor melebihi kapasitasnya, (over kW) akan memperpendek umur pakai motor tersebut, secara lansung temepratur winding akan melonjak naik. Semuanya tergantung pilihan sipengguna. Dan tentu saja , proteksi motor disesuaikan dengan batasan arus yang ingin kita jaga, yaitu overloadnya.

    ReplyDelete
  3. Kalo efisiensi generator daya input dan output yang mana ya ? Cara menghitung rugi mekanik dan rugi inti bagaimana ? Mohon bantuannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Efisiensi generator adalah "perbandingan antara daya yang tersedia pada output generator dan energi yang dipasok pada input generator".

      Daya yang tersedia pada output generator adalah daya listrik bersih setelah dikurangi dengan semua kerugian seperti kehilangan inti, tembaga, dan mekanis.

      Seangkan daya Input ke generator adalah input mekanis. Input mekanis ini dipengaruhi oleh sudu turbin, yang digerakkan oleh air, angin atau uap dan berbagai jenis bahan bakar apabila menggunakan engine seperti genset atau PLTD(Diesel).

      Contoh, di pembangkit listrik tenaga uap, batubara dibakar untuk memanaskan boiler sehingga menghasilkan energi uap. Energi uap ini memutar turbin. Putaran turbin ini disebut sebagai input mekanis ke generator. Dan input mekanis yang diberikan kepada generator bervariasi setiap waktunya, tergantung dari variasi steam yang dihasilkan dari pemanasan boiler.
      Sehingga sulit untuk menentukan efisiensi generator jika menggunakan variabel input tersebut. Namun, karena efisiensi didefinisikan untuk waktu tertentu. Sehingga, rasio daya keluaran terhadap input mekanis generator waktu tertentu adalah efisiensi.

      Untuk menghitung efisiensi, input mekanis harus diubah menjadi tenaga listrik dengan mendefenisikannya sebagai : Pin = Pout + Losses

      Sementara efisiensi adalah, n(%) = 100*(Pout/Pin)


      Di sini, Pout adalah daya output generator dan Pin adalah daya input generator.
      Sehingga perhiutngannya menjadi :
      n(%) = 100 * Pout/ (Pout + Losses)

      Mungkin itu yang bisa saya sampaikan... mungkin ada pendapat teman teman lain yang lebih engetahui...
      Semoga mebantu

      Delete
  4. Ketika motor sudah di pakai selama 4 tahun apakah efisiensi motor akan menurun...
    Jika iya, bagaimana cara menghitungnya..trimakasih

    ReplyDelete
  5. untuk mementukan apakah efisiensi sebuah motor tela menurun atau tidak, kita harus membandingkannya degnan grafik performace standar motor tersebut yang dikeluarkn oleh pembuatnya. Biasanya dilakukan serangkaian pengujian dalam keadaan tanpa beban hingga arus mencapai FLA, dari sana baru diketahui apakah sebuah motor telah mengalamai penurunan.

    Faktor lama/umur pemakaian memang mempengaruhi kinerja sebuah motor, karena keadaan bearing, isolasi, tembaga didalamnya tentu saja sudah berubah dari kondisi awal. Tapi hal tersebut tidak selamamnya menjadid patokan , karena faktor utamanya dalah pembebanan motor itu sendiri.... walaupun umurnya baru kalau pembebanannya selalu diatas kapsitasnya (110%), efisiensinya jelas lebih cepat mengalami penurunan dianding beroperasi di 90% dalam jangka waktu lama.

    Dismaping itu faktur lingkungan juga berpengaruh, seperti tempertur, basah atau kering, brdebu, lembab dan sebagainya.

    Jadi untuk lebih pastinya agar kita tahu efisiensi motor tersebut adalah dengan melakukan serangkaian uji dan menyesuaikannya dengan kurva standar performan motor tersebut .

    ReplyDelete
  6. Mau nanya.....gimana jika cos phi motor nya tidak ada di name plate tapi hanya memiliki nameplate seperti di bawah ini
    0.75 kw
    50Hz 60Hz 60Hz
    3.7A 3.4A 3.3A
    200v 200v 220v
    1400rpm 1690rpm 1700rpm
    Pertanaanya bagaimana cara menentuka nilai cosphinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya coba jawab.... ini berdasarkan rumus segitiga daya ..
      Daya nya 0.75 kW
      Arus 3.7 A pada frekuensi 50 Hz
      Tegangan 220 (Asumsi : motor 1 phasa)
      S = V.A
      S = 220 . 3.7 (tidak dikali akar 3 karena motornya satu phasa)
      S = 814 VA
      P = 0.75 kW = 750 W
      Cos Phi = P/S
      Cos Phi = 750 / 814
      Cos Phi = 0.92

      Demikian, semoga membantui

      Delete
    2. Trimakasih buat jawabnya....motor induksi yang saya miliki ini adalah jenis motor 3 fasa SF-JR 80 M dan dan serialnya A 82 saya kurang mengerti soalnya mengunakan sistem satu phasa untuk menetukan cosphinya mohon jawabanya

      Delete
    3. Maaf saya yang salah.... saya kirain tadi motor 1 phasa karena name platenya terbaca pada tegangan 200 an.

      Setelah diberi info tadi (SF-JR 80 M), saya browsing di internet, ini merupakan motor buatan Mitsubishi, di jepang memang tegangan satu phasa nya adalah 100 ~ 127 Volt, sehngga 3 phasanya adalah sekitaran 200~220 V.

      Sehingga rumus perhitungan Cos phi saya harusnya menggunakan akar 3 (1.732).
      Kita hitung kVA nya didapat : 1.732 x 220 x 3.3 = 1257 VA
      Sehingga Cos Phi adalah : 750/1275 = 0.6

      Demikian..

      Delete
    4. Terimakasih buat jawabannya.
      Mau nanya lagi nihh kalo dengan motor ini kita mengunakan inverter tiga phasa kentac 3306 untuk menaikan frekuensinya arusnya bermasalah atau tidak...... Mohon jawabannya

      Delete
    5. Yang buat dilabor percobaan itu ya...
      Saya belum pernah makainya... tapi selagi bisa di seting parameter nya untuk tegangan dan arus nya sehingga tidak merusak kemotor saya rasa bisa

      Delete
    6. halo saya ingin bertanya, yang 0,75 kW itu tegangan outputkan?

      Delete
    7. mau nanya dong tentang Generator AC
      Daya : 1kW
      Arus : 4,8 A
      Frekuensi : 50 Hz
      Tegangan :120 V
      Efisiensi : 85 %
      bagaimana cara mencari power input dan total rugi rugi?

      Delete
    8. Pertanyaannya generator AC output 1 kW, efisiensi 85% , power inputnya dan lossesnya berapa ?
      Kalau berdasarkan rumus efisiensi (n) = Pout / Pin
      Pin = Pout / n
      Pin = 1 kW / 0.85
      Pin = 1,17 kW
      Pout = Pin + Losses
      Losses = Pin - Pout
      Losses = 1.17 kW - 1 kW
      Losses = 0.17 kW


      Demikian, semoga membantu

      Delete
    9. Terimakasih atas bantuannya

      Delete
  7. toleransi I nominal motor tanpa beban berapa persen ya min

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mohon maaf... saya tidak tahu berapa % toleransi I nominal saat mengoperasikan motor tanpa berbeban.
      Tapi No load Current pada saat motor dijalankan tanpa beban adalah sektiar 30%-40% dari Full load current motor tersebut.
      Demikian..........

      Delete
  8. Met malam admin,
    Mau nanya gmn cara menentukan berapa kw motor jika nameplateny hilang? Misal dr lapangan kita tau rpm dan arus saja (lewat pengukuran), gmn cara kita tau motor tsb brapa kw ny?
    Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Arus yang didapat dari pengukuran tersebut belum bisa menjadi patokan karena arus yang diukur tersebut tidak diketahui saat beban berapa %.

      Karena motor sudah dioperasikan(arus dan rpmnya nya sdh pernah diukur), maka sudah pasti teganan dan pole nya sudah diketahui. Tinggal mencari informasi merek motor tersebut dan mengukur dimensi shaft dan framenya untuk kemudian mencari persamaannya di katalog motor tersebut.

      Demikian pendapat saya.

      Delete
  9. Terima kasih atas penjelasan nya pak. Apakah hal tersebut berlaku juga u/ motor yang belum terpasang beban. (Contoh, motor yg lama berada di workshop dan nameplatenya hilang). Dan kita ingin memastikan motor tsb kw nya brapa dan In nya brapa? Sehingga bisa dibuatin nameplate lagi Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cara mudahnya memang seperti itu. Pada kondisi ada motor pembanding yang sama persis mungkin bisa untuk membuatkan kembali name palte seperti name plate motor pada umumnya.

      Tapi kalau memang tidak ada pembanding motor yang sama, perlu dilakukan pengujian dengan mengoperasikan motor tersebut tanpa beban, dengan menaikan tegangan suplay secara bertahap mulai dari tegangan rendah (misalkan 100 V) sampai pada tegangan yang membuat kecepatan motor mencapai kecepatan sinkronnya. Sambil emngamati kenaikan arus dan temperatur winding. Untuk itu dibutuhkan alat seperti autotransformer. Untuk kecepatan sinkron bisa diketahui dari melhat lansung pole motor tersebut.

      Setelah diketahui tegangan motor yang diperlukan (dari uji coba diatas) baru kita lakukan uji dengan beban variabel, mulai dari beban paling rendah sambil tetap memperhatikan kenaikan arus dan temperatur . Arus dan temperatur akan naik secara linear ketika beban dinaikan bertahap, dan saat arus dan tempratur mulai naik secara eksponensial percobaan berbeban segera dihentikan,agar tidak merusak motor.
      Titik awal ketika arus mulai bergerak eksponensial tersebut merupakan arus maksimum dari motor.
      Kurangi arus tersebut 10% untuk amannya, dan itulah kira kira arus In motor tersebut.

      Dari sana dapat diturunkan berapa daya motor, kemudian disesuaikan dengan daya motor yang umumnya tersedia dipasaran. Spt, 0.37kw;0.55;0.75;1.1;1.5;2.2;3;4;5.5;7.5;11;15;18.5;22 kW dan seterusnya.
      Pilih yang mendekati daya motor yang tersedia.

      Untuk name plate baru, kalau untuk sebatas Daya, Tegangan dan Arus serta RPm mungkin bisa dibuatkan.

      Demikian, semoga membantu

      Delete
  10. Terima kasih atas penjelasannya pak admin. Sangat detail sekali. Mantab 🙏

    ReplyDelete
  11. Pagi admin, mau nanya nih. Skrng kan saya sedang dalam pembuatan laporan akhir, judul saya analisa motor induksi 3 fasa sebagai penggerak mula pada turbin gas. Izin bertanya, sebaiknya saya menganalisa/menghitung apa ya min? Apa sebaiknya saya menganalisa rugi-rugi daya dan efisiensi motornya. Mohon sarannya min. Terimakasih 🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. ini mksudnya motor untuk turning device ? Untuk memutar turbin sebelum steam masuk ke turbin disaat start awal generator ? Kalau tidak salah motornya hanya beroperasi sebentar saja ya... hanya sampai turbin berputar pada RPM tertentu dan setelah steam masuk keturbin, motor kemudian stop lagi....

      Delete
  12. Bismillah..

    Ijin sharing dan bertanya Pak..

    Jika dalam proses menggulung motor induksi 3 fasa, lalu jumlah lilitannya dikurangi dari yang sebenarnya, pengaruh/dampak apakah yang terjadi..? Misal : tegangan turun, amper naik, motor panas dll..

    Karena kami ada pengalaman motor induksi 3 fasa setelah digulung ulang, arus nominal motor (In) dalam keadaan no load cukup besar mencapai 60% dari In, dan ini kita lakukan perbandingan dengan motor induksi lain yang sejenis..

    Mohon informasi dan arahannya, terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Perubahan pada jumlah belitan mempengruhi tahanan internal motor... sehingga memengaruhi arus... semakin kecil jumlah gulungan semakin rendah tahanan arus akan semakin besar.

      KAlau kasus 60% lebih besar dari In pada motor normal, ini agak lain... berdasarkan pengalaman kita untuk hal seperti ini disebabkan adanya kesalahan pada sambungan seri dan paralel antar belitan didalam motor.
      Atau bisa juga karena gap antra rotor dan sttor yang terlampau rapat... yang disebabkan karena :
      1. ketidak merataan pada penguncian baut dexel motor.
      2. Atau juga karena kondisi dudukan bearing pada dexel yang sudah longgar.

      Demikian, terima kasih

      Delete
    2. Alhamdulillah..

      Terima kasih atas bantuan dan penjelasannya ya Pak.
      Sangat informatif dan membantu.

      Ditunggu ilmu-ilmu yang lainnya ya Pak, salam sehat selalu.

      Delete
  13. Apa itu pengertian daya masuk dan keluar pada efisiensi pada motor DC?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Daya masuk adalah daya listrik yang diserap ketika motor dioperasikan. Sedangkan daya keluar merupakan daya yang dihasilkan motor untuk menggerakan perlatan, seperti belt conveyor, pompa dll.
      Daya keluar merupakan daya input yang diserap dikurangi rugi rugi yang terjadi didalam motor, seperti panas, gesekan dll.

      Delete
  14. Asaalaumailum pak
    Saya sedang melakukan tugas akhir
    Mohon bantuannya pak
    Skripsi saya tentang upgrade motor listrik lama ke yang baru. Disini saya ada ngitung efesiensinya sama persis yang ada di atas dengan perhitungan bapak.
    Untuk daya output apakah daya yang di namplet pak?
    Saya disini bingungnya cara dapatkan nilai outputnya apakah harus dengan namplet atau ngukur langsung. Disitu saya gak taunya pak. Penguji saya nanyak gitu kemaren
    Karena saya baca baca rata rata untuk mendapatkan nilai output dengan rukus yang udah ada efesiensinya. Sedangkan saya mau cari nilai efesiensinsya
    Mohon pak bantuannya. Saya bener bener gak tau
    Kalaupun bener dsya output dari namplet mohon di jabarkan pak. Pembimbig saya minta saua paham disitu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jika berkenan saya minta email atau wa bapak buat nanya langsung. Saya bener bener gak paham pak.

      Delete
    2. kirim aja ke email blogdirektorilistrik@gmail.com

      Delete
    3. This comment has been removed by the author.

      Delete
    4. Saya sudah email pak. Mohon penjelasannya pak
      Saya gak paham tentang daya outputnya

      Delete
    5. Sdh dibalas...silahkan lihat emailnya

      Delete
  15. Assalamualaikum pak
    Saya ingin bertanya tentang hal yang sama mengenai daya output pada motor induksi 3 fasa untuk mengukur nilai efisiensi energi. Dari berbagai sumber yang ada menghitung daya keluaran motor itu menggunakan data yang ada pada nameplate. Nah, yang ingin saya tanyakan pak, bagaimana caranya bila untuk menghitung daya keluaran pada motor dilakukan dengan pengukuran secara langsung? Dan bila ada ada caranya, parameter apa saja yang diukurnya?
    Terimakasih sebelumnya pak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk hasil yang lebih akurat... dilakuakn pengukuran parameter listrik V,I dan Cos Phi untuk emgnhitung daya input (Pin) sementara daya output (Pout) menggunakan speed sensor dan torsi sensor sehingga dari dua varibel tersebut dapat dilakkan perhitungan untuk mendapatkan daya output (Pout)..
      Dan untuk effisiensinya tinggal menggnakan rumus Pout/Pin * 100%

      Delete
    2. Oh iya pak,
      Izin bertanya lagi pak.
      Untuk perhitungan daya input pada tiga fasa, untuk nilai arusnya itu di ukur per fasa atau bagaimana pak? Lalu untuk mengukur nilai cos phi bagaimana?
      Untuk perhitungan daya output pada motor induksi 3 fasa misalnya, apakah ada caranya untuk mengukur secara langsung torsi beban tersebut pak?

      Delete
    3. Untuk lebih akurat dipasang power meter digital...disana sudah lengkap pembacaannya, daya (kw), arus, tegangan dan Cos phi. Biasanya yang ada port komunikasinya... bisa dihubungkan ke komputer sehingga bisa membaca (record) data per sekian waktu... Sehingga bisa mendata parameter listrik secara lengkap

      Kalau manual ..satu satu diukur agak ribet... dan untuk pengukuran arus bagusnya ketiga phasanya. Bisa juga satu phasa mewakili phasa yang lain tapi tidak akurat.

      Delete
    4. Oh baik pak terima kasih.
      Mohon maaf sebelumnya pak, jika berkenan saya boleh minta email atau WA bapak untuk bertanya jika nantinya ada pertanyaan yg akan ditanyakan. Soalnya saya sedang mengerjakan tugas skripsi tentang efisiensi motor induksi.

      Delete
    5. kirim aja ke email blogdirektorilistrik@gmail.com

      Delete
    6. sudah saya kirim ke emailnya pak

      Delete
  16. Assalamualaikum
    saya ingin bertanya untuk nilai efisiensi motor yang baik itu dari berapa persen ya pak? misal efisiensi motor tersebut adalah 65%, apakah 65% itu baik apa kurang. lalu apakah ada standar nilai efisiensi motor induksi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seperti yang saya saya jelaskan dipostingan... efisiensi sebuah motor dapat ditentukan berdasarkan name plate dari motor tersebut. Dan itu menjadi standar bahwa motor tersebut memiliki efisiensi dengan nilai tertentu asalkan dioperasikan pada data parameter sesuai name plate. Pada postinagn didapat nilainya adalah 93%.

      Sekarang apabila ditemukan efisiensinya adalah 65% berarti lebih rendah dari seharusnya yatiu 93% tentu saja dapat dikatakan efisiensinya jelek.
      Karena efisisensi merupakan pebandingan besar energi yang dirobah menjadi energi mekanik (Pout) dengan energi yang diberikan (Pin). Sehingga semakin menekati 1 atau 100% adalah baik untuk efisiensi. Yang berart semakin kecil energi yang terbuang. ( Pin = Losses + Pout ).

      Efisiensi sebuah motor dipenagruhi oleh pembebanannya.... apabila pembebanannnya terlalu rendah...tentu saja efisiensi motor tersebut menjadi tidak maksimal. Dan belum lagi akibat losses pada motor itu sendiri , seperti panas., unbalance tegangan input, gesekan, panas, dan faktor-faktor lain yang dapat memperbesar losses tersebut.

      Demikian , semoga membantu

      Delete
  17. Assalamualaikum
    Izin bertanya pak, bagaimana cara mendapatkan nilai R1 (hambatan stator) dan R2 (hambatan rotor) dari rangkaian ekivalen pada motor induksi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waalaykum salam...
      Prinsipnya sama dengan dengan pengujian pada transformer..
      Untuk mendapatkan nilai Rs dan Rr diperlukan pengujian DC Injection , No Load dan Lock Rotor.

      Pada penguujian tersebut diperlukan variabel suplay Ac dan DC, alat ukur, Volt Meter, Am Meter dan Watt Meter.
      1. DC Test, dua gulunagn diinjek tegangan DC dan diukur V, I dan P untuk mendapatkan tahanan R1 (Rs).

      2. Untuk pengujuian No Load.... motor distart tanpa beban...dan diukur arus, tegangan dan daya. Untuk mendapatkan nilai Rt yitu Rs + Rr dan Xt yaitu Xs + Xr.

      3. pengujian Lock Rotor , untu mendapatkan Xt yaitu X1 + Xm , rugi - rugi gesekan dan air gap.. dengan cara ... shaft motor dikuci sehingga tidak berputar,pengukuran masih sama , tegangan, arus dan daya. suplay motor diambilkan dari variabel suplay, mulai dari tegangan rendah dan dinaikan sampai arus motor yang terukur mencapai arus nominal pada name plate.

      Data V, I dan P yang didapat dari pengujian No Load dan Lock Rotor dimasukan ke rumus dari penjabaran rangkaian ekivalen motor.

      Mungkin demikian penjelasan singkat cara mendapatkan parameter motor....semoga membantu





      Delete
    2. Terima kasih kasih pak atas penjelasannya.
      yang jadi masalah pak, untuk pengujian no load dan lock rotor mungkin sulit dilakukan, karena saya akan melakukan pengukuran efisiensi di pabrik dan tidak memungkinkan untuk melepas motor dari beban. apakah ada metode atau cara pengukuran untuk mengukur efisiensi yang lainnya?

      Delete
    3. Untuk kondisi pengujian lansung dilapangan memang agak sulit, tapi dengan melakukan beberapa pendekatan dan asumsi mungkin bisa dilakukan, dan hasilnya pun tidak seakurat ketika diuji dilab atu workshop. Tapi tetap harus melakukan pengukuran P,I dan V diinputnya, dan mengukur daya pada sisi outputnya.
      Perhiutngan daya pada outputnya bisa dilakukan dengan menkonversi beban yang digerakannya ke daya mekanik, seperti belt conveyor, dikonversi tonase yang diangkutnya dengan kecepatan belt ke torsi dan kemudian torsi dikonversi ke daya dalam satuan watt.

      Atau jika bebannya pompa, dengan memperhatikan name plate pada pompa dan tekanan yang tebaca pada keluaran pompa sehingga bisa ditentukan daya pompa sambil mengukur P input pada motor.

      Mngkin begitu gambaransingkatnya..

      Delete
  18. Baik pak, terima kasih atas penjelasannya

    ReplyDelete
  19. Jika tegangan nya ngk di ketahui gimana caranya pak?
    Mohon penjelasannya

    ReplyDelete
    Replies

    1. Mohon maff, saya kurang paham dengan maksud pertanyaannya.
      Kalau untuk tegangan motor, biasanya tercantum pada nameplatenya.

      Delete
  20. Assalamu'alaikum min. Mau nanya, cara menghitung konstanta rugi-rugi motor bagaimana? terima kasih .
    satu lagi rumus mencari efisiensi blower apa" aja min? dan kalau boleh saya minta jurnal yang mencari tentang efisiensi blower.
    :)

    ReplyDelete
  21. Assalamu'alaikum Admin, izin bertanya. di spesifikasi motor tercantum

    arus 3A
    tegangan 220 V (motor 1 fasa),
    speed 2800 rpm,
    0.75 HP(0,55 kw),
    efficiency 70%

    Mohon penjelasannya min kenapa saat motor beroperasi (motor tidak ada beban, hanya untuk memahami pengotrol start-stop) arus dan tegangan yang terbaca tidak sesuai spesifikasi ? (terbaca 2A dan 210V saat beroperasi)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pada sebuah motor terdapat rasio antara NLA terhadap FLA, yang meidentifikasian seberapa efisieinsi sebuah motor tersebut.
      NLA ; No Load Ampere (Arus pada keadaan tanpa beban)
      FLA : Full Load Ampere (Arus pada keadaan beban nominal).
      Yang tercantum pada spesifiaksi adalah data FLA.
      KEtika ditest tanpa beban, didapat arus 2A pada tegangan 210 V itu adalah data NLA. Tentu saja data NLA dengan FLA tidak akan sama.
      Sekarang coba diatur sedemikian sehingga saat pengujian NLA tegangan adalah 220 V, berapa arus yang terbaca ?
      Bandingkan dengan data spesifikasi arus dan efisiensinya.
      Semoga membantu.

      Delete
  22. Assalamualaikum admin, min mau nanya materi diatas sumbernya dari mana min, kalau dari buku , bukunya apa min? Mau ngambil untuk bahan skripsi min

    ReplyDelete
  23. Waalaykum salam...
    Mohon maaf telat respon jawabnya... kebetulan lagi banyak pekerjaan..
    Mengenai yang ditanyakan, saya ga ingat lagi dr mana refrensinya ya.... tapi banyak kok dibahas di blog blog kelistrikan.

    ReplyDelete
  24. Mau nanya soal genset perkins yang daya 240 kva tapi setelah menggunakan 2008 sampai sekarang baru saya pantau arusnya tidak seimbang berikut ini fasa FLAnya 112 A, fasa S 156A dan fasa T 189 A apakah itu bisa merusak genset atau tidak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beban tidak seimbang,kalau dr genset lebih dipengaruhi oleh beban, mungkin pembagian bebanynya antra RST tidak seimbang.

      Beban tidak seimbang, selagi masih dibawah rating genset tidak masalah

      Delete
  25. Halo min, untuk data Pout nya itu bisa dipakai di semua pengukuran arus dan tegangan nya ya? Maksud nya tidak hanya pakai arus dan tegangan yang di nameplate saja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk nilai Pout dari nameplate apakah ada referensinya pak? yang dapat menjelaskan bahwa nilai Pout itu bisa menggunakan dari nameplate motor tersebut?

      Delete
  26. izin bertanya pak
    saya ada tugas ni untuk skripsi mengenai motor induksi

    jadi dsni mau buat running hour pada motor induksi
    pertanyaan saya bagaimana menentukan jam kerja/lama waktu pemakaian pada motor induksi untuk melakukan preventif maintenance..

    jadi klo motor induksi trsbut suda mendekati lama waktu pemakaian maka harus melakukan preventif. .
    mohonnjawabnya min

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk menentukan running hour motor adalah dengan melakukan pencatatan jumlah jam operasional motor tersebut. Jam jalan tersebut diakumalasi terus.
      Umumnya di industri , runnign hour (motor dan peralatan lainnya) ini dicatat otomatis melalui sistim automationnya (PLC, DCS atau SCADA) dan dimonitor nilai akumulasinya.

      Untuk pemeliharaan yang berdsarkan time base, pemeliharaannya berdasarkan jumlah running hour sesuai dengan yang ditetapkan pada manual dokumen bawaan pabrikan pembuat alat tersebut. Kemudian dilakukan evaluasi, sehingga jumlah running hour untuk pemeliharaan bisa direvisi sesuai kondisi dilapangan, atau menggunakakan Condition BAse.

      Demikian, terima kasih.

      Delete
  27. Izin bertanya pak. itu untuk nilai 22 kW yang dari nameplate apakah ada referensinya pak untuk nilai tersebut sebagai daya output dari motor tersebut?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Daya pada Name plate tersebut memang merupakan mechanical output, atau daya keluaran dari motor. Ketika kita meranang sistim, spt belt onveyor yang kita hitung adalah daya yang dibutuhkan untuk menggerakan motor tersebut, biasanya torsi yang dibutuhkan kemudian dikonversi ke daya bisa dalam satuan HP atau kW. Besaran daya itu yang menjadi dasar pemilihan motor.

      REferensinya dapat dilihat dari catalog motor, yagn menjelaskan poin poin yang tertulus pada name plate. Silahkan cari di manual atau catalog motor Siemens, ABB atau WEG.

      Demikian, terima kasih.

      Delete
  28. Izin bertanya pak. jika nilai beban motor rendah, apakah nilai rugi-rugi daya pada motor tersebut tinggi atau rendah? mohon penjelasannya pak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama halnya dengan mengoperasikan peralatan lain, ketika dioperasikan/dibebani dibawah rating kapasitasnya maka efisiensi menjadi rendah. Kalau dioperasikan mendekati ratingnya maka efisiensinya semakin bagus.
      Karena pada suatu motor terdapat rugi2 tetap dan rugi2 variabel. Rugi rugi tetap akan selalu ada ketika motor dibebani rendah maupun tinggi.
      Sedangkan rugi2 variabel akan berubah tergantung pembebanan.

      Delete
  29. izin bertanya pak. Meningkatkan nilai faktor daya dengan melakukan kompensasi kapasitor individual pada setiap motor itu caranya bagaimana ya pak? saya kurang paham pak. mohon penejelasannya pak

    ReplyDelete
  30. Kalau kapasitor bank, lebih ke kompensasi seluruh beban yang ada, dipasang paralel terhadap panel distribusi yang didalamnya terdiri dari beberapa peralatan , seperti panel MCC , panel MDB, sehingga nilai kVAR nya bisa diatur sesuai kebutuhan alat mana saja yagn sedang beroperasi.

    Sedangkan yang individual, kVAR nya fix ,dan terpasang pada satu alat saja yang membutuhkan daya yang besar, seperti motor 2500 kW dll. Sehingga ketika motor beroperasi,kapasitor tersebut ikutan aktif.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh begitu pak. berarti dengan kompensasi kapasitor individual pada setiap motor misalnya itu juga bisa untuk meningkatkan nilai faktor daya ya pak?

      Delete
  31. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  32. Mau tanya kak Gimana cara mencari tahanan stator dngn nameplate 440 v. 20.5 A . 1460 Rpm. 11kw. 50 hertz.

    ReplyDelete