SIEMENS - SCHUCKERT - CIRCUIT BREAKER 3 kV
Proteksi Over Flux Pada Transformator
Proteksi Over Flux Pada Transformator - Pada artikel sebelumnya kita telah membahas apa dan bagaimana over flux pada sebuah trasnformator. Seperti yang sudah dijelaskan pada artikel tersebut, Over Flux pada transformator dapat menimbulkan efek yang berbahaya terhadap kelansungan umur sebuah transformator.
Dan juga telah dijelaskan pula bahwa jumlah fluks ɸ pada inti transformator sebanding dengan nilai V / F , yaitu perbaningan antara Tegangan dengan Frekuensi.
Umumnya sebuah Transformator, telah dirancang untuk mampu menahan over flux , dengan kelipatan sampai 1.1 ( V / F x 1.1 ) secara terus menerus, (V adalah tegangan masukan ke transformtor dan F adalah frekuensi).
Dan untuk kondisi over flux dengan kelipatan V / F lebih dari 1.1 , operasional Transformator hanya dibatasi untuk beberapa menit saja agar terlindung dari rugi - rugi inti yang semakin naik dan pemanasan yang berlebih pada inti transforamtor tersebut.
Tidak ada standar baku berapa besar durasi lamanya tranformator beroperasi ketika terjadi over flux, karena tergantung pada rangcangan awal Transformator tersebut dan berdasarkan rekomendasi pabrikan yang membuat transformator.
Berikut adalah contoh tabel durasi lamanya over flux yang diijinkan :
V/F | 1.1 | 1.2 | 1.3 | 1.4 | 1.5 |
Durasi Beroperasi terus menerus | Terus beroperasi | 2 menit | 1 menit | 0.5 menit | OFF |
Pada tabel , V/F adalah Tegangan Nominal Trafo dan Frekuensi Nominal Trafo, misalkan sebuah Transformator 150 kV /6.3 kV dengan frekeunsi 50 Hz. Maka V / F nya adalah : 1
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ketika Over Flux terjadi, sehingga perbandingan V / F mencapai nilai 1.5, tranformator harus segera di-OFF-kan untuk menghindari kemungkinan terjadinya kerusakan permanen didlam internal transformator.
Proteksi Over Flux Pada Transformator
Over Flux tidak dapat dihindari, karena gangguan Over Voltage dan Under Frekuensi dapat saja terjadi setiap saat dan durasi gangguan tersebut tidak bisa dipastikan seberapa lamanya. Dari hal tersebut, kita memerlukan proteksi pada tansformator tersebut terhadap kejadian Over Flux. Kode ANSI untuk Proteksi Over Flux adalah 24, dan penamaan lainnya adalah Volts-per-Hertz Relay / Overfluxing.
Faktor penting yang perlu diperhatikan ketika menerapkan proteksi ini adalah kondisi dan kehandalan sistim jaringan dilokasi transformator tersebut dipasang dan dioperasikan. Karena hal ini mempengaruhi besarnya perbandingan V / F yang dapat memicu terjadinya Over Flux pada sebuah transformator dan durasi waktu pemicu terjadinya Over FLux, yaitu lamanya lonjakan tegangan dan dropnya Frekuensi pada suatu sistim.
Pemicu Over Flux (lonjakan tegangan dan drop frekuensi) pada sebuah jaringan listrik dapat saja terjadi kapan saja, semakin handal dan kuat sistim jaringan tersebut akan semakin jarang terjadi lonjakan tegangan dan drop frekuensi dan kalaupun itu terjadi waktu recovery terhadap kejadian lonjakan tegangan dan under frekuensi pada sistim akan semakin cepat. Lepasnya saluran interkoneksi, gangguan transmisi, off nya beberapa pembangkit pembangkit pada sistim interkoneksi, reclosing transmisi, island mode merupakan contoh - contoh yang dapat menyebabkan terjadinya lonjakan tegangan dan frekuensi drop pada sistim ajringan kelistrikan.
Ketika kita menerapkan proteksi overflux , kurva tripping yang akan diterapkan menjadi hal yang sangat penting. Yang biasa digunakan adalah kurva karakteristik Inverse dengan pertimbangan semakin besar rasio V/F maka waktu trippingnya akan semakin cepat yang disesuaikan dengan tabel diatas tadi.
Demikian dulu, semoga membantu.
Over Flux Pada Transformator
Over Flux Pada Transformator - Over flux pada sebuah transformator terjadi ketika kerapatan fluks magnet pada inti transformator meningkat ke level yang sangat tinggi, yang mengakibatkan rugi - rugi pada inti (core loss) meningkat, sehingga temperatur komponen internal pada transformator menjadi naik yang pada akhirnya akan menimbulkan gangguan pada internal transformator.
Dari ilmu dasar transformator , kita mengenal formula : V = √2 . π . f . N . ɸ
Sehingga ɸ = V / (√2 . π . f . N )
Dimana ɸ merupakan besarnya flux pada inti transforamtor, V tegangan input, f: frekuensi dan N jumlah lilitan (primer atau sekunder).
Dari formula diatas terlihat nilai ɸ (flux) sebanding dengan nilai tegangan (V ) dan berbanding terbalik terhadap nilai frekuensi (f ) dengan asumsi banyaknya belitan (N ) adalah konstan.
Sehingga parameter yang mempengearuhi besaran flux (ɸ ) adalah :
1. Tegangan Supplay (V), dimana ɸ akan meningkat apabila tegangan (V) Tinggi
2. Frekeuensi Suplay (f ), dimana ɸ akan meningkat apabila Frekuensi (f ) rendah
3. V = Tinggi dan f = rendah (Kondisi yang jarang terjadi).
Dan penjelasan analisa diatas, kita mengetahui Overflux disebabkan karena faktor sbb ::
- Over Voltage
- Under Frekuensi
Beberapa contoh yang menyebabkan Over Voltage adalah lepasnya beban secara tiba - tiba, Tegangan suplay dari tansmisi yang memang tinggi, Compensator Shunt yang tidak bekerja dengan baik dll. Sedangkan penyebab Frekuens rendah adalah kelbihan beban, pembangkitan listrik dll.
Pada tulisan kali ini kita tidak membahas perihal Over Voltage dan Under Frekuensi, karena sesuai judulnya kita akaan coba mengenal apa itu Over Flux.
Trafo dirancang untuk beroperasi pada atau di bawah kerapatan fluks magnet maksimum di inti transformator.
Pada Transforamtor dalam kondisi normal, Fluks didalam transformator hanya berada pada inti transformator karena permeabilitasnya yang tinggi dibandingkan dengan volume sekitarnya.
Ketika kerapatan fluks meningkat melebihi titik jenuhnya (saturasi), sejumlah besar fluks dialihkan ke bagian struktur baja dan ke udara disekelilingnya. semenatara pada inti besi, akan mengalami panas berlebih.
Dalam kondisi ketika terjadinya Over Flux, pemanasan yang terjadi dibagian internal transforamtor akan meningkat dan menimbulkan sirkulasi arus yang mengandung harmonisa kedua dan kelima. Yang pada akhirnya menimbulkan rugi rugi yang lebih besar pada transformator dan pada akhirnya menginkgatkan panas yang dapat membahayakan tansformator sendiri.
Salah satu indikator dari adanya peningkatan panas yang tidak nomal pada internal Transformator adalah timbulnya gas dan terakumulasi pada Relay Buchholz , yang pada titik tertentu akumluasi gas tersebut dapat mengaktifkan Alarm / Trip Bucholz Relay sebagai akibat dari jumlah gas yang terkumpul.
Dan ketika terjadi Over Flux, fluks berlebih pada transformator, inti besi menjadi jenuh dan terdapat arus magnetisasi tinggi di rangkaian primer. Dalam kondisi seperti itu, hubungan linier arus dan tegangan antara sisi primer dan sekunder menjadi hilang , sehingga hal ini bisa memicu aktifnya Relay Proteksi Diffrential.
Over Flux tidak dapat dihindari, karena gangguan Over Voltage dan Under Frekuensi dapat saja terjadi setiap saat dan durasi gangguan tersebut tidak bisa dipastikan seberapa lamanya. Dari hal tersebut, kita memerlukan proteksi pada tansformator tersebut terhadap kejadian Over Flux.
Relay Bucholz dan Diffrential Relay , seperti yang telah dijelaskan diatas secara tidak lansung memang dapat memproteksi Transformator terhadap Over Flux, tetapi kedua proteksi tersebut hanya memproteksi gangguan yang ditimbulkan sebagai akibat dari terjadinya gangguan overflux, bukan memproteksi gangguan overflux.
Dengan kata lain, kedua relay tersebut tidak berfungsi pada gangguan utama (over flux), tetapi bekerja pada gangguan kedua (Arus diffrential, akumulasi gas dll ) yang ditimbulkan karena gangguan pertama tidak terdeteksi. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan kaidah kaidah relay proteksi yang diharapkan.
Sehingga untuk pengamanan transformator terhadap kondisi over flux kita memerlukan relay proteksi Over Flux.
Terkait dengan pembahasan Relay Proteksi Over Flux akan kita bahas pada postingan berikutnya.
Terima kasih, semoga bermanfaat
Lockout Relay - Master Trip Relay (86)
Hubungan Star dan Delta Pada Kapasitor Daya
Pengaruh SKIN EFFECT & PROXIMITY EFFECT terhadap tahanan AC kabel konduktor
- SKIN EFFECT
Perbedaan Tahanan AC dan Tahanan DC pada kabel konduktor
- Skin Effect
- Proximity Effect