Daya Reaktif Pada Saluran Transmisi - Dalam saluran transmisi , aliran daya reaktif pada saluran tersebut sangat mempengaruhi kondisi tingkat tegangan pada ujung akhir disisi penerima. Pemantauan dan pengaturan tingkat tegangan pada ujung penerima sangat penting dilakukan karena apabila pada sisi penerima tingkat tegangannya lebih tinggi dari batasan yang diperbolehkan akan menimbulkan kerusakan pada peralatan konsumen dan akan timbul kerugian kerugian lain yang nilainya cukup besar . Pada artikel kali ini, mari kita bahas secara sederhana , bagaimana besarnya daya rekatif pada sebuah saluran transimisi dapat mempengaruhi tingkat tegangan disisi penerima .
Untuk membahasnya, kita perlu menggunakan persamaan baku (teori), yang nantinya berguna untuk penjabaran apa pengaruh daya reaktif terhadap tingkat tegangan disisi penerima pada sebuah saluran transmisi tersebut.
Berdasarkan teori, rumus untuk menghitung besarnya daya reaktif disisi ujung penerima adalah sbb :
Qr = ( Vs . Vr . Cos θ / X1 ) - ( Vr 2/ X1 )
Dimana θ adalah sudut daya yang dijaga nilainya rendah karena alasan stabilitas sistim, X1 adalah reaktansi dari saluran transmisi , Vs adalah tegangan diujung pengiriman dan Vr adalah tegangan diujung penerima .
Karena sudut θ dijaga serendah mungkin, maka nilai Cos θ mendekati 1, sehingga Qr menjadi :
Penyederhanaan dari persamaan diatas menjadi :
Sekarang , dari persamaan diatas , kita akan jabarkan pengaruh daya reaktif Qr terhadap tingkat tegangan pada sisi penerima.
Apabila Q1 merupakan besarnya kebutuhan daya reaktif beban pada sisi penerima dan Q2 daya reaktif yang disediakan oleh pembangkit , maka Qr adalah ( Q1 - Q2 ) .
Kasus - 1
Ketika pasokan Q2 sama dengan permintaan Q1 maka Vs = Vr , sehingga tingkat tegangan pada ujung penerima akhir akan sama dengan tingkat tegangan pada ujung pengirim. Kondisi ini merupakan kondisi yang diinginkan ideal).
Kasus - 2
Ketika permintaan Q1 lebih besar dan pasokan Q2 kurang , maka Qr menjadi negatif , sehingga tegangan penerima akhir menjadi lebih rendah dari pada tegangan pengirim.
Kasus - 3
Ketika permintaan Q1 kurang , pasokan Q2 tinggi , Qr menjadi positif . Dengan demikian , tegangan pada sisi penerima menjadi lebih besar daripada tegangan pengirim , kondisi ini dapat membahayakan konsumen.
Dengan cara ini , kita dapat melihat bahwa bagaimana kondisi tegangan dipengaruhi oleh daya reaktif. Kondisi ini pada sisi konsumen dapat kita lihat sebagai berikut : Selama siang hari , permintaan untuk daya reaktif meningkat (karena aktifitas konsumen seperti pabrik, rumah tangga dll) , karena itu dip tegangan (tegangan rendah) terjadi . Di sisi lain , selama waktu pagi dan malam , permintaan daya reaktif berkurang , sehingga terjadi kenaikan tingkat tegangan pada sisi penerima . Untuk menjaga tingkat tegangan antara sisi penerima maupun pengirim sama besar, maka kita perlu menajaga Q1 = Q2 .
Karena sudut θ dijaga serendah mungkin, maka nilai Cos θ mendekati 1, sehingga Qr menjadi :
Qr = ( Vs . Vr . 1 / X1 ) - ( Vr 2/ X1 ) , atau
Qr = ( Vs . Vr / X1 ) - ( Vr 2 / X1 )
Penyederhanaan dari persamaan diatas menjadi :
Vr 2 - ( Vs . Vr ) + ( X1 . Qr ) = 0
Sehingga tegangan disisi penerima , Vr menjadi sbb :
Vr = ( Vs - √ ( Vs 2 - 4 . X1 . Qr ) / 2
Sekarang , dari persamaan diatas , kita akan jabarkan pengaruh daya reaktif Qr terhadap tingkat tegangan pada sisi penerima.
Apabila Q1 merupakan besarnya kebutuhan daya reaktif beban pada sisi penerima dan Q2 daya reaktif yang disediakan oleh pembangkit , maka Qr adalah ( Q1 - Q2 ) .
Kasus - 1
Ketika pasokan Q2 sama dengan permintaan Q1 maka Vs = Vr , sehingga tingkat tegangan pada ujung penerima akhir akan sama dengan tingkat tegangan pada ujung pengirim. Kondisi ini merupakan kondisi yang diinginkan ideal).
Kasus - 2
Ketika permintaan Q1 lebih besar dan pasokan Q2 kurang , maka Qr menjadi negatif , sehingga tegangan penerima akhir menjadi lebih rendah dari pada tegangan pengirim.
Kasus - 3
Ketika permintaan Q1 kurang , pasokan Q2 tinggi , Qr menjadi positif . Dengan demikian , tegangan pada sisi penerima menjadi lebih besar daripada tegangan pengirim , kondisi ini dapat membahayakan konsumen.
Dengan cara ini , kita dapat melihat bahwa bagaimana kondisi tegangan dipengaruhi oleh daya reaktif. Kondisi ini pada sisi konsumen dapat kita lihat sebagai berikut : Selama siang hari , permintaan untuk daya reaktif meningkat (karena aktifitas konsumen seperti pabrik, rumah tangga dll) , karena itu dip tegangan (tegangan rendah) terjadi . Di sisi lain , selama waktu pagi dan malam , permintaan daya reaktif berkurang , sehingga terjadi kenaikan tingkat tegangan pada sisi penerima . Untuk menjaga tingkat tegangan antara sisi penerima maupun pengirim sama besar, maka kita perlu menajaga Q1 = Q2 .
makasih artikelnyaa.
ReplyDeletetapi saya pengen bertanya kalo persamaan Qr = ( Vs . Vr . Cos θ / X1 ) - ( Vr 2/ X1 ) dapet nya dari mana yah ??
Makasih
Terima kasih atas atensinya..................
DeleteSumbernya dari jurnal : Ganiyu A. Ajenikoko and Olawale O. Olaluwoye., Effect Of Reactive Power Flow On Transmission Efficiency And Power
Factor. International Journal of Recent Scientific Vol. 6, Issue, 7, pp.5249-5253, July, 2015
terimakasih atas referensinya
Deletewww.harga-genset.com menjual genset kecil murah berkualitas, silahkan hubungi kami untuk kebutuhan genset
ReplyDeleteapa benar Qr=(Q1-Q2)? kenapa Q1nya jika lebih besar dari Q2 justru Qr negatif bukannya seharusnya malah Qr positif? makasih
ReplyDeleteTErima kasih atas koreksinya... memang ada yang tebalik... seharusnya Qr adalah Q2 - Q1... untuk menunjukan kondisi daya rekatif pada saluran transmisi
Delete