Home » » Klasifikasi Current Transformer (CT) - Trafo Arus

Klasifikasi Current Transformer (CT) - Trafo Arus

Current Transformer atau lebih dikenal dengan CT – merupakan trafo arus yang berfungsi untuk mengkonversi arus yang melewatinya dari level tinggi ke level rendah yang dapat dimanfaatkan untuk input alat metering maupun alat proteksi pada suatu jaringan sistim tenaga lisrik. 

Current Transformer merupakan komponen utama dalam sistim tenaga listrik, baik pada distribusi maupun pada pembangkitan. Dengan adanya current transformer , suatu peralatan ataupun jaringan dapat dimonitoring kondisinya melalui hasil pengukuan (metering) serta dapat dilindungi melalui proteksi apabila adanya gangguan yang menimbulkan arus yang sangat besar sebagai akibat short circuit (hubungan singkat) ataupun overload (kelebihan beban) dan lain sebagainya. 

Dari hal diatas, pemanfaatan output dari current transformer dapat dibagi atas 2 hal, yaitu :

  • Metering, output dari Current Transfomer digunakan sebagai input pada alat ukur. 
  • Proteksi, output dari Current Transfomer digunakan sebagai input untuk alat proteksi yang nantinya akan mentriger alat proteksi untuk bekerja apabila ada gangguan. 

Prisip kerja dari current transfer mirip dengan prinsip kerja transformator pada umunya, dimana terdapat belitan sisi primer dan belitan sisi sekunder yang dihubungkan melalui kopling medan magnet pada inti besi transformator. Sehingga arus yang melewati sisi primer akan menghasilkan induksi pada inti besi yang akan menimbulkan arus pada sisi sekunder. 

Pada rancangannya, sebuah Current Transformer (CT) memiliki satu atau lebih gulungan pada sisi sekunder, sehingga sebuah current transformer memilki satu atau lebih output yang masing-masingnya bisa dimanfaatkan sekaligus sesuai dengan kebutuhan, seperti untuk metering, proteksi over current, differential dan lain-lain. 

Seperti halnya transformator secara umum, current transformer juga memliki ratio belitan antara sisi primer dan sekunder untuk menghasilkan perbandingan antara arus yang melewati sisi primer dan arus yang dikeluarkan pada sisi sekunder. Lebih mudahnya, dapat dilihat pada contoh dibawah ini : 

Sebuah Current transformer dengan ratio 1000 : 5 , menyatakan bahwa apabila arus yang melewati sisi primer sebesar 1000 A, maka output current transformer (sisi sekunder) adalah sebesar 5 Ampere. Hal ini sesuai dengna ratio perbandingannya yaitu 1000 : 5. Sehingga bila arus yang melewati sisi primer sebesar 500 A, maka sisi sekunder akan mengeluarkan arus sebesar 2,5 A. 



Untuk spesifikasi sebuah current transformer, tidak saja ratio CT saja yang perlu diperhatikan, ada beberapa hal yang mesti dipenuhi agar sebuah current transformer dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan yang dibutuhkan pada sebuah jaringan sistim tenaga lisrik, yaitu : 

  • turns ratio – perbandingan arus disisi primer dengan arus disisi sekunder 
  • burden - beban normal dalam satuan VA yang dapat disuplay oleh sebuah current transformer
  • accuracy factors - batas akurasi pada kondisi steady dan transient
  • physical configuration – jumlah belitan pada sisi primer dan sekunder, ukuran, bentuk, dimensi dll yang disesuaikan dengan kondisi dilapangan.  

Untuk keamanannya , jika output pada sisi sekunder sebuah current transformer yang terpasang pada sebuah jaringan listrik tidak digunakan maka terminal output tersebut harus dihubung singkatkan. Bila dibiarkan terbuka maka pada sisi sekunder akan terdapat tegangan yang nilainya sangat tinggi yang dapat merusak Current Transformer tersebut. 

Akurasi sebuah Current Transformer – Trafo Arus 

Keakurasian sebuah current transformer ditentukan melalui besar kecilnya error yang ditimbulkan dari perbedaan antara nilai ideal arus RMS dengan nilai arus sebenarnya pada sisi sekunder. 

Current Transformer untuk pemakaian pada alat proteksi harus dapat menjaga keakurasian nya pada range arus yang besar yang dinyatakan dengan istilah accuracy limit current. Rasio perbandingan antara accuracy limit current dengan rated current dinyatakan dengan istilah accuracy limit factor

Klas akurasi Current Transformer untuk metering (pengukuran)


Class
± percentage
current/ratio error
± phase displacement error minutes
Purposes
Current
5%
20%
50%
100%
120%
5%
20%
100%
120%
0.1
0.4
0.2
0.1
0.1
15
8
5
5
precision measurements
0.2
0.75
0.35
0.2
0.2
10
15
10
10
precision measurements
0.5
1.5
0.75
0.5
0.5
30
45
30
30
high grade kWhr meters
1
3
1.5
1.0
1.0
60
90
60
60
general measurements
3
3
3
general measurements
5
5
5
approximate measurements

Klas akurasi Current Transformer untuk proteksi 
Untuk pemakaian pada alat proteksi, current transformer dikenali dengan kode 5P atau 10P, yang menandakan 5 atau 10 adalah accuracy limit factor dan P adalah untuk Protection (Proteksi). Keterangan untuk kedua tipe ini dapat dilihat pada table berikut :

Class
Current
Error
Displacement
Error
Accuracy
Limit Factor
5P
± 1%
± 60 minutes
5
10P
± 3%
-
10

16 komentar:

  1. perhitungan perbandingan arus ngga salah tuh?

    ReplyDelete
  2. Untuk pemasangan kWh 3 phase dengan suplay mcb 1600 Amper berapa ct yang harus d pasng terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada 2 metode :
      1. 3 phase 4 Wire...dengan menggunakan 3 Ct (1 Ct untuk masing - masing phase)
      2. 3 phase 3 Wire...dengan menggunakan 2 Ct (2 Ct untuk 2 phase, terminal CT yang kosong pada kwh meter dihubungkan ke S2 pada kedua CT).

      Masing masing metode ada tujuannya, dimana yg 4 wire bisa membaca energi perphasa, dan instalasi yang membutuhkan netral untuk pemakaian 1 phasa.

      Sedangkan yang 3 wire, lebih kebeban 3 phasa seperti motor dan tidak membutuhkan netral, dan lebih ekonomis karena tidak perlu kabel netral serta hanya butuh 2 CT.

      Jadi semuanya tergantung dari pemakaian, beban yang akan disuplay seperti apa.

      Delete
  3. pak mohon bantuannya, di tempat saya ada satu ct trafo 150 kv dengan rasio 150/1 tp belakangan ini terdapat oli rembes dr kepala ct tsb. Kira2 bagaimna cara mengatasinya y pak? Makasih sebelumya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rembesan olinya seperti apa... coba diamati lagi.... efek karena temperaturnya sehingga mendorong minyak keluar , atau ada discharge didalam atau karena packing, seal atau pengelasan yang kurang baik...

      Kalau masalahnya karena kebocoran , harus segera ditutupi sehingga tidak ada akses air, kelembaban atau udara yang masuk kedalam.

      Tapi kalau karena adanya potensi gangguan didalam seperti contoh diatas, harus dilakukan pengukuran dan pengechekan mendalam pada CT tersebut.

      Rembesan oli juga tidak baik untuk lingkungan... karena tumpahan minyaknya akan meracuni area tersebut.

      Untuk awal... coba amati ... rembesan minyaknya banyak atau bagaimana... dan amati kondisi temperaturnya ketika beroperasi... bandingkan dengan CT pada phasa yang lain (yang normal).... kalau tidak ada perbedaan yang signifikan,... kemungkinan memang kebocoran biasa ...bukan dari gangguan internalnya. Sebauknya diamati kontiniu... interval 1 - 2 jam.

      Tapi harus diamati juga kondisi minyaknya... (level minyak) jangan sampai kering.

      Demikian, terima kasih.

      Delete
  4. daftar pustakanya apa ya pak?

    ReplyDelete
  5. Terima kasih sharingnya min. Untuk daya atw amp berapa harus pakai CT ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ukuran CT yang akan dignakan harus sedikit lebih besar dari arus nominal beban. Jika arus nominal diketahui.. maka dipilih CT dengan ukuran diatasnya yang paling emndekati arus nominal tersebut.
      Disamping itu perlu ditentukan klass CT nya apakah untuk proteksi atau metering..

      Dan yang terakhir adalah Rating daya CT nya...dalam satuan VA. Ada 10 VA... 30 VA...hal ini tergantung CT nya terhubung ke peralatan apa saja... spt Amper meter (analog), peralatan proteksi, sehingga semua peralatn tersebut harus dihitungakan mengkonsumsi berapa sehingga tidak melewati kemampuan VA nya CT.

      Demikian, terima kasih.

      Delete
  6. mengapa saturasi inti harus diperhatikan saat pengoperasian trafo instrumen (khususnya CT)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena ketika CT mengalami saturasi , flux pada inti sudah mencapai nilai maximum, sehingga perubahan arus pada sisi primer CT tidak sesuai dengan rasio yag dikeluarkan pada sisi sekunder CT. Dan gelombang arusnya bisa mngandung harmonisa serta mengalami distorsi.

      Karena besaran arus pada sisi sekunder tidak lagi sesuai dengan besaran pada primer (berdasarkan rasio nya), maka hal ini dapat menyebabkan kesalahan pada pengukuran dan bisa mengganggu kinerja dari alat proteksi.

      Demikian, semoga membantu.

      Delete
  7. maaf mau tanya pak,
    Misal Jika CT terpasang 50-5 A tetapi arus yang lewat lebih dari 50 A secara kontinua apa tidak mengakibatkan rusak CT itu sendiri...?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau masih dirange 1,1 kali terhadap rating CT, masih aman.
      Karena faktor pertimbangan keakurasina CT menjadi perhatian

      Delete