Tips Memasang Current Transformer (Transformator Arus) - Current Transformer atau trannsformator arus merupakan transformator yang berfungsi untuk mengukur (metering) arus yang melewati suatu penghantar. Untuk tujuan pengukuran arus, maka Current Tranformer harus terpasang seri dengan penghantar yang akan diukur arusnya. Dengan rasio antara lilitan primer (N1) dan lilitan sekunder (N2) maka arus yang melewati suatu penghantar dapat diukur dengan alat ukur seperti Amper meter atau alat ukur digital lainnya.
Contoh : Bila kita menggunakan CT (Current Transformer) dengan rasio 200/5 A, hal ini berarti apabila arus yang melewati suatu penghantar yang diukur adalah 100 A, maka nilai arus tersebut pada sisi sekunder adalah :
Is = 5 x 100 /200
Is = 2,5 A.
Nilai 2,5 A yang terukur kemudian dikonversi kembali menjadi nilai 100 A pada tampilan pembacaan.
Selain sebagi metering (pengukur) arus, Current Transformer juga digunakan sebagai bagian dari alat proteksi, seperti over current, overload, differential current dan lain sebagainya.
Dalam penggunaannya, ada beberapa hal yang mesti kita perhatikan untuk faktor keselamatan dan mencegah kerussakan Current Transformer tersebut, seperti dibawah ini :
- Ketika kita mau menghubungkan current transformer (trafo arus) kesebuah alat ukur atau alat proteksi (protection device), untuk keamanan, salah satu terminal harus dihubungkan ketanah. (Gambar 1)
- Lilitan sekunder current transformer tidak boleh dalam keadaan open circuit ketika dipasang seri pada suatu penghantar.
- Apa bila pada penghantar tersebut terpasang current transformer, dan tidak dihubungkan ke alat ukur ataupun alat proteksi, maka terminal sekunder dari current transformer tersebut harus dihubungsingkatkan (short) dan ditanahkan.(Gambar 2)
- Untuk current transformer yang memiliki taping yaitu beberapa buah terminal sekunder yang outputnya bisa dipilih sesuai kebutuhan, maka terminal yang tidak terpakai mesti dibiarkan terbuka. (Gambar 3)
- Current Transformer yang menggunakan kapasitor untuk pembagi taping (capacitive devider tap -Ck), maka terminal Ck tersebut harus dihubungkan ke alat metering atau alat proteksi. Apa bila terminal Ck tidak digunakan, maka terminal Ck harus ditanahkan. (Gambar 4)
hey i saw your blog really its interesting . i want more ideas in it can you please give some more ideas.?
ReplyDeleteterimakasih banyak gan untuk infonya . .
ReplyDeletesalam www.rajalistrik.com
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA
Deletekenapa gambar 3 tidak dipasang antara s1 dan s3, kenapa harus s1 dan s2
DeleteTerima kasih tanggapannya.....
DeletePada gambar 3, itu disesuaikan dengan kebutuhan... kebetulan pada gambar 3 dicontohkan pemakaian S1-S2..... bisa saja apabila tapping CT yang dibutuhkan cocok dengan S1-S3, maka yang digunakan adalah termianl S1-S3 sehingga terminal S2 dibiarkan terbuka..
Demikian penjelasannya....
Salam agan", saya masih newbe. Saya bingung menentukan input dan output travo, juga penyambungan output (-) dan (+) nya. Saya punya travo ct 10A, pada sisi input bagian atas tertera pilihan: 0 - 110 - 120 - 220 dan 240. Kabel input terpasang pada 0 dan 220 (Saya rasa sudah bener). Terus di sisi input bagian bawah tertulis 1amp dengan pilihan 0V - 6V - 9V dan 12V
ReplyDeletePada sisi output bagian atas tertera nilai: 18V - 12V - CT - 12V - 18V, dan sisi output bagian bawah dengan nilai 32V - 24V - 24V - 32V
Yg mau saya tanyakan: kalo saya mau pakai daya yg 12v, (+) sama (-)nya disambungnya kemana ?. Apa (-)nya ke ct ???. Tolong pencerahannya, maaf panjang :')
SEbelum saya jawab.... sebenarnya postingan ini membahas Transformer CT (Current Transformer), yaitu trafo untuk pengukuran arus. Sedangkan yang ditanyakan sdri Mia adalah Trafo CT (Center Tap) yang biasa kita temukan pada catu daya atau power supplay pada peralatan elektronika.
ReplyDeleteBalik kepertanyaannya, Trafo CT outputnya ada 18X 12X CT 12Y 18Y. CT adalah Center Tap, berarti ground trafo adalah terminal CT. Sekarang kalau kita mau keluaran dari Trafo adalah 12 V, tinggal memakai terminal 12X dengan terminal CT atau 12Y dengan CT. Kalau maunya 24 V, adalah terminal 12X dan 12Y.
Hal yang serupa dengan tegangan 18 V, 18X dan CT atau 18Y dengan CT.
Kalau maunya 36V, terminal yang digunakan 18X dengan 18Y.
Demikian penjelasannya, semoga membantu
Salam Admin..
ReplyDeleteSemoga Admin selalu diberi kesehatan dan kemudahan dalam berbagi ilmu.
mohon maaf, Saya masih newbie ini dalam dunia kelistrikan, boleh minta no. WA atau emailnya??untuk sekedar bertanya & sharing2 jika ada masalah yg saya belum tahu..
Jika berkenan bisa di email ke mmad.ardian8987@gmail.com
ardian bisa kirim email ke blogdirektorilistrik@gmail.com
ReplyDeleteOK Pak Admin..terimakasih..
ReplyDeletemohon info,
ReplyDelete1. apakah CT untuk power factor controller harus diatas bar contactor yang ke capacitor?
2. apa beda class 0.5 dan 1 pada CT? dan apa aplikasinya?
3. Apakah pemasangan ground diharuskan?
Knpa ampher meter yg pke ct kurang peka y min jarumnya?
ReplyDeleteMaksud pertanyaannya bagaimana ya ?
ReplyDeleteSetiap Ampere meter harus pakai CT untuk mengkonrsi besaran arus sehingga bisa dibaca oleh meter. Akurasinya tergantung tipe CT yang digunakan dan spesifikasi pada metering itu sendiri.
Salam admin...ini saya punyw masalah pada genset cummins 350 kva yang dipakai daya ac ke amp(aspahalt mixing plant)...pemakain sudah 2700jam sekarang pemyakitmya over current...avr dan relay sudah saya ganti tinggal CT yg belum...yg sy tanyakan apalah CT pengaruh jika terpasangnya longgar dan bisa menyebabkan over current...
ReplyDeleteCT yang longgar disisi secondary-nya sangat berbahaya , karena bisa menaikan level tegangan diterminal secunder CT menjadi tidak terhingga dan akhirnya merusak CT sendiri, pada kondisi ekstrimnya bisa meledakkan CT tersebut.
DeleteDari kejadian diatas dikatakan sering over current, kalau boleh tahu di arus berapa ?
Over current sebenarnya penamaan indikasi untuk arus lebih, bisa karena arus lebih karena over load (keleibihan beban) atau arus lebih karena short circuit (hubungan singkat).
Dikatakan sering terjadi over current, saya berasumsi genset beroperasi, pada waktu tertentu muncul alarm over current... sehingga itu karena overload bukan short circuit, karena kalau short circuit, genset tidak bisa lagi dioperasikan karena sudah rusak.
Sebaiknya dicermati dulu, over currentnya jenis apa (over load atau hubungsingkat).
Demikian penjelasan saya....
Pak, terima kasih atas infonya.sangat membantu. btw, saya punya 2 trafo ct, @5 ampere. input @trafo 0-110-220-240.namun sayangnya, salah satu trafo jalur 220 rusak dan tidak bias di pakai. tapi 110 nya bisa. bisakah saya seri input 2 trafo di jalur 110 (0-110-0-110)? jika bisa adakah masalah pada outputnya?.rencana mau pasang di amplifier 2 psu.mohon pencerahan.
ReplyDeleteSeri maksudnya ini bagaimanan ya....
Deletemau nanya mas :
ReplyDeleteini berhubungan dengan CT untuk pengukuran dan proteksi
dimana double tapping yaitu 1S1 dengan 1S2(metering) 0,2s dan 2S1 dan 2S2(proteksi)5P10
1. kenapa CT pada sisi sekunder harus di tanahkan.?
2. apa akibat sekunder untuk proteksi terbali dengan CT untuk metering?
3. penjelasan untuk 0,2s dan 5p10
Saya coba jawab ya :
Delete1. Sisi sekunder CT mesti digound kan untuk safety terhadap lonjakan tegangan dan menjaga keakuratan alat proteksi terhadap pemilahan arus gangguan atau pada kondisi normal.
2. Penjelasannya pada jawaban pertanyaan nomor 3
3. 0.2s dan 5P10 adalah spesifikasi Ct untuk alat ukur maupun proteksi.
0.2S berarti ada toleransi error sebesar +/-0.2% pada arus 120% dari rating primer CT.Dengan error yang kecil maka perhitungan pemakaian energi menajdi akurat.
Sementara 5P10 adalah class akurasi CT untuk proteksi (P = Protection). Akurasi 5P10 berarti ada error +/- 5% pada arus maximum 10 x dari rating CT. Sehingga pada gangguan short circuit yang arus nya sangat besar, dengan menggunakan Ct class 5P10, Ct tidak mengalami saturasi.
Jawaban no 2 mengenai apabila 0.2s digunakan untuk proeksi dan 5P10 untuk metering, maka proteksi tidak akan bekerja normal karena CT 0,2s lebih dulu mengalami saturasi pada gangguan hubungan singkat. Sehingga relay bisa tidak bekerja.
Dan kejadiannya jika untuk metering digunakan 5P10, maka pembacaan arus yang lewat mengalami eror yang cukup besar 5%, sehingga akan mempengaruhi pembacaan daya sebenarnya, dan menyebabkan nilai kWH yang terbaca tidak akurat, yg akhirnya bisa merugikan konsumen maupun penyedia tenaga lisrik terkait masalah biaya pemakaian energi listrik.
Dan juga ketidak akuratan tersebut, akan menyulitkan dalam evaluasi pemakain energi listrik.
Demukian, terima kasih
Misi pak admin saya orang awam hanya sekedar tukang listrik tanpa pendidikan..mohon maaf kalo ad pertanyaan sy yg mebingungkan..saya mau tanya kalo ukuran mccb 200 amper harus menggunakan ct yg brp dan amper meter yg berapa..?
ReplyDeleteSebenarnya MCCB tidak perlu menggunakan CT lagi untuk proteksinya, karena di MCCB sendiri sdh ada tripping unit yang menggunakan thermal magnetic untuk proteksinya yang disesuaikan dengan kapasitas MCCB itu sendiri.
DeleteKalau untuk metering, ukuran CT disesuaikan dengan ukuran amper meter... bila CT nya 200/5 maka Amperemeter nya harus 200/5 juga agar pembacaan diampermeter tidak salah.
Untuk MCCB 200A.. berarti beban yang akan dilewati adalah lebih kurang 200, maka CT yang cocok adalah yang sama atau mendekati arus 200A tersebut, bisa 200/5 atau 250/5...
Demikian, terima kasih,.
mantab banget gan
ReplyDeleteTang cucut
Terimakasih om sharingnya . Untuk batas daya berapa kwh harus menggunakan ct untuk proteksi dan metering
ReplyDeleteSebenarnya tidak ada batasan berapa daya (kw) baru kita menggunakan CT baik untuk proteksi maupun metering. Range CT bisa dari 1 A sdg 200 A, bahkan sampai 4500 A tergantung dari ukurannya.
DeleteDengan menggunakan CB yang memakai sistem thermal bimetal, tentu saja kita tidak perlu menggunakan CT sebagai alat ukur untuk proteksi, tetapi bila kita mengharapkan proteksi yang lebih, seperti unbalance arus, diffrential dll, tentu saja kita memerlukan CT untuk dikalkulasikan arus sekunderya pada alat proteksi.
itu semua tergantung pada apa yang mau kita ambil dari arus beban tersebut.
Mungkin seperti itu jawaban nya, semoga membantu
Cara mengencang kan ct pada bush bare gimna ya awam nih admin
ReplyDelete...pemasangna CT pada busbar , disamping berdasarkan arus yang akan melewati busbar tersebut, juga disesuaikan dengan ukuran dan bentuk busbarnya.. umumnya pada lobang CT terdapat slot - slot yang pas dengan ukuran busbar, dan terdapat clip dengan baut yang mengencangkan posisi CT terhadap bus bar, sehingga CT tidak mudah bergeser. Hal ini sudah umum pda CT untuk pengukuran di Low Voltage.
DeleteAda pula CT yang terpasang pada bar tembaga diterminal outgoing (feeder) yang pemasangannnya tidak seperti pada umunya CT (ada lobang pada CT dan batang tembaga dilewatkan kedalam lobang CT), umunya pda panel Medium Voltage ( 6kV dan 20 kV) .
Pada panel MV ini , pemasangan CT seperti seolah olah kita menghubungakn 2 buah batang tembaga dengan Ct sebagai penghubung keduanya.
Dan biasanya dimensi CT tersebut sudah fix dengan panel MV tersebut.
hal yang sama bisa kita lihat pada CT yang terpasang di switch yard untuk pengukuran tegangan tinggi.
Mungkn demikian jawaban saya, semoga membantu.
Terima kasih untuk artikelnya.
ReplyDeleteYang saya pahami dari artikel ini adalah:
Jika saya mau mengganti kWh Meter 3 phasa tanpa melakukan pemadaman maka sebelum penggantian kWh Meter, saya terlebih dahulu harus menjumper skunder dari masing2 ketiga CT 600/5A baru melepas dan mengganti kWh Meternya.
Mohon sarannya.
Terima kasih.
Iya .. intinya ketika CT dalam keadaan aktif ,sekundrnya harus dijumper terlebih dahulu apabila kita akan melepaskan koneksi T dari bebannya dan biasanya tersedia plug khusus untuk jumperan tersebut.
DeleteInformasi ini sangat membantu saya
DeleteTerima kasih
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTapi kalo saya tak punya plug khusus, apakah saya bisa menjumpernya dg kabel biasa (kabel NYAF 1.5mm2 dengan arus skunder hanya 2A)?
ReplyDeleteBisa
DeleteBagaimana menentukan kebutuhan CT ?
ReplyDeleteNilai besaran pada CT apakh pengaruh ke biaya listrik juga ?
Kebutuhan besarnya CT tergantung dari besarnya arus yang akan melewatinya, besaran arus tersebut ditentukan dari berapa besar beban yang akan disuplai.
DeleteBila kita mengetahui daya beban yang akan disuplai, dari sana bisa kita hitung besarnya arus yang akan dibutuhkan beban, dan dari arus tersebut dapat kita tentukan seberapa besar CT yang kita butuhkan, yaitu dengan menyesuaikan ukuran ampere CT dengan arus beban.
Dismaping itu, yang perlu diperhatikan adalah Rating Power (VA) dari CT tersebut, hal ini harus diketahui agar CT tidak overload dan mempengaruhi keakuratan hasil pengukuran. Rating ini merupakan hasil total penjumlahan dari Rating Power alat ukur (VA), ukuran dan panjang kabel tembaga dari sekunder CT menuju alat ukur (harus dikali 2 karena dua kabel).
Nilai total VA dari hal diatas harus lebih rendah dari Rating Power (VA) CT.
Class Ct juga harus ditentukan, harus sesuai dengan peruntukannya, apakah class untuk proteksi, metering atau transaksi, karena masing-masing CT tersebut memeiliki karakteristik tersendiri.
Nilai besaran CT tidak berpengaruh pada biaya listrik
Demikian penjelasan saya, semoga membantu, terima kasih.
Apabila saya mempunyai 1 unit CT dan 2 unit Ampere meter dan di konek secara paralel apa bisa? , klau bisa apakah ada perbedaan/selisih pembacaan pada masing-masing ampere meter tersebut ?
ReplyDelete